Namun justru ibuku yang mendamaikan perselisihanku dengan Ayah dengan alasan klasik yaitu Ayah sudah berjanji untuk tetap membiayai hidup kami dan sebagai jaminannya, 2 warteg di Tegal secara penuh menjadi milik Ibu. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu. film bokep jepang “Sialan Bapakmu itu… waktu itu kan cuma keputihan biasa”, sergah Mama Winda. okh…. “Ibu tiri yang cantik dan seksi”, puji dan rayuku. “Enak kan Mbak?”, tanyaku basa-basi. Dadaku berdegup kencang, birahiku langsung naik ke ubun-ubun. “Enggak berani ya Mbak?”, tantangku semakin berani,”melawan anak muda?”. “Okhhh….. Wajahnya yang mesum tampak manja. main sama Lela sialan itu, iya???” sorot matanya berubah, agak emosi,”pantes kamu cerita buah dada Lela besar, klitorisnya juga besar… jangan2x kamu sudah main sama Lela juga ya?….”
“Enggak Mbak…. “Mungkin saya memang gila Mbak, tapi Bapak lebih gila, mungkin dia sekarang sedang nyedot susunya Mama Lela yang besar… atau mungkin sedang jilat-jilat memeknya”, aku terus membakar Mama Winda. Seperti promosinya di awal, Mama Winda mengerahkan kemampuannya melakukan kontraksi dinding vagina (kegel) sehingga penisku terasa terjepit dan terhisap, namun seperti sudah kuduga, aku bukan tipe yang mudah dikalahkan. Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. “Kapan-kapan pakai kondom ya…. Setelah 5 tahun menikah dengan Nurlela, Ayah kemudian “buka cabang” lagi di Jogja, kali ini
