Akhirnya kubuka pintu mobil dan melangkah keluar. Di sini. BokepJepang Tidak. Kulepas jasku dan meletakkannya di atas buffet, lalu aku berjalan menuju bar kecil di ruang dapur. Paul Anka? Kupikir, mungkin masih ada kesempatan bagiku memperbaiki keadaan sebelum ia turun dari mobilku. Kupejamkan mataku, menghisap buah dadanya, dan memainkan jemariku. Bibirnya begitu lembut di bibirku. “Jangan hentikan aku,” desisku. “Jangan ! Satu kejapan mata kemudian, kurasakan sebuah kerinduan.,,,,,,,,,,,,,,,, Saat kubuka mataku, kulihat ia menatapku. Jangan buatku kecewa.”
Aku tertawa dan bangkit dari sofa, lalu mendekatinya. Ia menghentakkan kepalanya ke belakang. Dengan gerakan yang mengesalkan, ia lalu mendorong tubuhku menjauh menggunakan kedua tangannya. Bahkan pengantinnya. Sama sekali tak ada emosi di sana. Dengan wajah memerah, kulepaskan pandanganku dari bibir kemaluannya yang merah dan basah. Tiba-tiba tangannya terulur lagi, menahan tubuhku. Tak perduli, kutekan lagi pinggulku. Nafasnya masih terengah. Beberapa saat kami saling pandang sampai akhirnya ia tersenyum. Kupejamkan mataku. Wanita itu. “Kasar,” bisiknya. “Jangan,” bisiknya sambil tersenyum. Ia menjambak rambutku. Yang ada hanyalah gambaran sebuah kebekuan. Mau tak mau aku tertawa juga melihatnya. Saat ia melepaskan bibirnya dari bibirku, kutatap wajahnya dengan perasaan tak karuan.
