Dekat sekali. Kalau mau marah ya aku terima saja. Bokep jepang 30 menit aku habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Memperhatikan kebutuhannya.Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.“Aku mau nyampe, Felicia..”“Keluarin di dalam aja. Darahku berdesir. Benar! Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Aku ingin melihat reaksi Felicia.“Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Tit.. come on.. Suaranya memang sangat jazzy. Kulihat Felicia membalas senyumku. Biar hangat..” kataku datar. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Menggosok-gosoknya dengan jariku.“Agh..” kudengar rintihan Felicia. Wah.. Dia ikut bernyanyi.“Ajarin dong..” kataku.Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Entahlah. Kemudian dia berdiri. Mainmu asyik lagi.” “Haha.. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Kami kemudian bercumbu lagi. Suaranya memang sangat jazzy. Lainnya belum pulang semua. Dia tidak menolak.“Ya.. Enak.. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku harus pulang.
