Mama Winda sedikitpun tidak memberi penolakan, bahkan matanya semakin sayu. BokepJepang “Maksudmu apa Kemal?”, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Sebelum menemani anaknya tidur, Mama Winda masuk kamarnya untuk bertukar pakaian tidur baru kemudian masuk kamar anaknya. Dengan sedikit tergesa aku menyibak pinggiran celana dalam ungu itu sehingga terlihatlah bibir surgawi Mama Winda yang sudah basah… dikelilingi oleh pubis yang tumbuh agak liar. Tanganku semakin jauh menjamah, sampai di selangkangannya yang ditutup celana dalam ungu. Kami bermesraan sampai akhirnya “on” kembali dan melanjutkan satu ronde pertempuran sebelum pergi tidur. Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan. Seperti biasa pula, aku membawakan cokelat buat adik tiriku itu. Akupun memeluk dan mencium bibirnya dengan mesra. “Crup…”, kukecup mesra celana dalam ungu tepat di tengah gundukannya yang sudah tampak sedikit basah. Petualanganku juga tak berhenti pada Mama Winda, karena aku masih punya satu ibu tiri di Jakarta, Mama Lela, yang juga tak kalah montok dengan Mama Winda,,,,,, “Huss… kalau Bapakmu tahu, bisa dimarahin kamu, panggil Mbak segala”, serunya agak ketus namun tetap ramah. “Okh… kamu sudah ahli ya Kemal?…. “woww… lebih besar punya kamu Mal… daripada punya Bapakmu”, puji Mama Winda seraya menggenggam penisku. jangan2x… kamu…. slrupp..”, tanpa menunggu lama aku sudah menjulurkan lidahku pada klitoris Mama Winda dan menjilatnya penuh nafsu.
