Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. BokepJepang Panjang ceritanya. Tapi saudara tiri. Dan aku menggandeng tangan mbak Dewi. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik. Aku memang menyembunyikannya. Mbak Dewi berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Mbak Dewi mencoba melepaskan pelukanku.“Maaf wan, mbak perlu berpikir”, kata mbak Dewi beranjak. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. Saat itu sedang ada sinetron.“Nggak tidur Wan?”, tanyanya.“Masih belum ngantuk mbak”, jawabku.Aku duduk di sebelahnya. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Tercium bau harum parfumnya.“Kamu sudah punya pacar Wan?”, tanya mbak Dewi.“Nggak punya mbak”“Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?”“Saya aja yang nggak tertarik ama mereka”“Lha koq aneh? Aku baru sadar ketika aku menelpon hp-nya dan dia mengangkatnya. Vaginanya basah sekali. Aku baru pertama kali melakukannya. Mbak rela punya anak darimu wan”, katanya.Aku tak menyia-nyiakannya. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang.
