Ia menatapku dengan bingung. Bokep jepang hot Saya bukan makanan, tuan. Karena penisnya sudah kembali menjadi panjang dan besar, aku melingkarkan jari- jariku yg lentik. “Saya tetap saja begini, tuan. Astaga, apakah aku sudah berkata salah? Ggrraaahhhhh….. “Duduk di atas meja.” Meja itu dari kayu mahoni, besar dan kuat.Jadi tanpa ragu aku membereskan apa yg ada, kecuali secangkir kopi dan semangkuk telur setengah matang itu. Masuk. Air mata membasahi pipiku, mengalir, menetes. Astaga, apakah aku sudah berkata salah? Dalam-dalam. Aku membawa senampan sarapan dan kopi panas itu, kuletakkan di meja sebelah ranjang.Ah, memandang ranjang itu… kemarin aku membenamkan wajahku di sana, sementara penisnya terbenam di vaginaku… Aku tersenyum. Mungkin saya tdk pantas jadi istri. Saya sudah bahagia bisa begini. Vaginaku mencengkram penis itu sejadi-jadinya, sementara tuanku membenamkan lagi sekuat-kuatnya, sampai aku tertekan ke ranjang.Ia mengejang-ngejang, aku merasakan denyutan- denyutan kuat. Memenuhi liang. Lebih besar daripada… penis laknat yg dahulu memperkosaku. Masih aku rasakan. Kak Edo tersenyum, mengangguk.“Tambah telor setengah matang?” Sempurna.Aku bergegas mempersiapkan semuanya. Kami sudah, well, sering nonton pasangan yg begituan di sana sini. Ia menatapku dengan bingung.
