Kami melakukan lagi dan lagi dan lagi…..seperti tdk ada lagi hari esok dengan makin panas dan bernafsu. Rupanya Nissa ingin berbicara langsung dengan saya dan meminta ijin untuk datang. Bokep indo Nissa memeluk saya dengan sangat erat, ia sesegukan menahan tangisnya, bibirnya bergumam menyebutkan bahwa ini adalah yg pertama baginya. Saya hanya tercenung mendengar ucapannya. Harapannya musnah, impiannya melayg, angannya terbang yg berakibat ia akhir luluh didepan Bram . Tubuh saya bergetar menahan nafsu yg semakin memuncak. Selain hobi dan tetek bengek lain yg sama, kami sama-sama bungsu dari empat bersaudara. Didepan saya, Nissa tetap manja dengan Bram dan saya tetap mesra didepan Dena . Seingat saya, kami hanya sekali terpisah selama SD, SMP dan SMA, yaitu kelas empat SD. “Bim, maukah kamu peluk Nissa ?” Saya terdiam sejenak, sungguh tak mampu berkata-kata. Baru sebulan lulus, dia sudah menerima panggilan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta, sedang saya juga sudah sering terima surat balasan, tapi isinya kerap berisi penolakan. Usianya sama dengan saya, kami hanya berbeda satu bulan (saya lebih tua). Dan kami mengulang lagi apa yg sudah sering kami lakukan saat Bram ke Jakarta. Semakin lama berpacaran dengan Bram , hatinya justru semakin kuat melekat pada diri saya. IP kami yg selalu mirip, kisarannya sekitar 2,7-2,8.
