Eksanti menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. Aku menghisap dalam-dalam. Bokep jepang Dia memperhatikanku pada saat aku melabuhkan ciuman mesra ke punggung tangannya. Eksanti langsung naik ke atas mobilku, setelah memastikan tidak ada orang lain yang mengenalinya di tempat itu.Aku tersenyum memandangnya. Namun aku tidak menyesal karena dalam pikiranku sebenarnya dia sudah tahu apa yang akan terjadi, sejak kejadian kemarin siang di kamarnya. saayang.. Aku memandang tubuhku di depan cermin. Aku tidak menjawab permintaannya. Perhatianku terfokus ke puting susunya yang berwarna merah kecoklatan. “Terus, Yoga biasanya jam berapa pulangnya, Santi?”, tanyaku sekedar berbasa-basi. Dia mencoba menarik turun agak ke bawah ujung celananya untuk menutupi pahanya yang sedang aku nikmati.“Mas, mau bicara apa, sih?”, katanya tiba-tiba. Eksanti mendesah. Eksanti merintih sambil menahan tanganku. Aku menggeser posisi dudukku agar lebih dekat dengan tubuhnya. Aku jadi berpikiran untuk memaksanya saja melakukan persetubuhan, tetapi hal itu bertentangan dengan hati nuraniku. Aku meraup semuanya, sampai-sampai Eksanti merasa agak kesakitan. “Tentang kamu, San”, jawabku pelan. “Aku juga pengin ketemu denganmu, Santi!”, jawabku berpura-pura. Mata kami berpandangan. aku merasa kecewa sekali.Di dalam kamar mandi, aku lama terdiam. Kepalaku ditarik kuat-kuat hingga terbenam di antara dua bukit payudaranya.
