Keberuntungankah? BokepJepang Aq tdk ingat motifnya, hanya ingat warnanya.“Mau dipijat atau mau baca,” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku,
“Ayo tengkurep..!”Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Aq harus memulai. Aq pertegas bahwa aq mengendus kuat-kuat aroma itu. Betulkan, ia tdk akan datang begitu saja. “Masih sepi ini..!” kataku makin berani.Kemudian aq merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Aq pertegas bahwa aq mengendus kuat-kuat aroma itu. Ah bodoh. Lalu memegang pahaku,“Yg mana..?”Yes..! Wanita muda itu mengikuti di belakang. Lalu memegang pahaku,“Yg mana..?”Yes..! Baru saja aq memasang ikat pinggang, Iin menghampiriku sambil berkata,“Telepon aq ya..!”Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yg disobek sekenanya. Wanita setengah baya itu merenggangkan bibirnya, ia terengah-engah, ia menikmati dengan mata terpejam.“Mbak Iin telepon..,” suara wanita muda dari ruang sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.Mbak Iin merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab telepon.“Ngapaian sih di situ..?” katanya lagi seperti iri pada Iin.Aq mengambil pakaianku. Ke mana ia? Kalau kini aq berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yg membasahi leher, pasti karena aq terlalu terbuai lamunan. Agar kejadian kemarin terulang. Mbak Iin sudah turun. Aq jelas mendengarnya dari sini.Kembali ruangan sepi. Daripada suntuk diam dirumah, tadi malam aq menyeleseaikan kerjaan yg masih menumpuk. Pasti terburu-buru. “Mbak Iin.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah.
