Kami akhirnya mengambil tempat di salah satu warung di sebelah toko buku itu.“Ray, gimana aja kabarnya.. BokepJepang ah..” kudengar erangannya saat pinggulku bergerak-gerak di atasnya. “Ngga ah.. “Ya Tuhan.. ah.. umm.. “Duh.. Dia benar-benar marah ketika mengetahui bahwa aku melupakan janjiku untuk mengantarnya les hanya demi bandku. Pathetic, untuk cowok sepertiku. “Tentu.. my lady.”Ternyata begitu, hmm.. Kuangkat tubuhku, menatap kemaluanku yang mulai agak lemas. iya deh, tapi jangan berantem terus.”
Pikiranku sedikit melayang. ah.. mm..” kudengar Nia mengeluh dan kulihat matanya terpejam, meninggalkan garis kepasrahan saat kugenggam susu-nya dengan telapak tanganku. Kuraba celah kemaluannya yang mulai basah dari balik celana dalamnya.Menggerak-gerakkan jariku, membuatnya semakin meronta dalam tindihan dadaku. ahh.. Mungkin kalian pernah merasakan (paling tidak sekali) serius menjalin hubungan dengan seseorang, dan begitu pula aku. Hup. “Ray, aku tidak mau begini.”
“Nia, please..” kukecup bibirnya, sama sekali tidak merasakan penolakannya. “Oke,” katanya. Soalnya di sana satu-satunya toko buku bermutu dimana kita bisa membaca gratis. “Ah? “Halo..?” nada suaraku terdengar penuh emosi. Memencet keluar dua butir terakhir, mengunyahnya sambil menenggak seteguk cairan dari botol di hadapanku. Tamparan itu telak mengenai pipiku, membuat pengaruh obat di kepalaku sejenak berkurang.
