“Ikuti saja iramanya,” ia berbisik lagi. Bokep jepang Nafsuku sudah meledak-ledak. “Kamu begitu kikuk. “Kenapa kamu bertanya demikian? Nafsuku membuatku memalingkan wajah dan menciumi kulit perutnya, sementara sebelah lenganku merangkul pinggangnya. Bagiku ini cukup rapi,” kudengar ia berkata dari belakang. “Ahkkk,” ia mendesah. Entah berapa lama kami berpagutan, dengan kedua lenganku memeluk tubuhnya. Instrumental Love Songs. Instrumental Love Songs. Jangan dulu…aahhkk…”
“Shiitt !!” erangku memaki, lalu melepaskan tubuhku dari pelukannya. Kegelian bercampur kenikmatan membuatku terbang ke awang-awang imajinasiku. Aku melajukan mobilku dengan kecepatan enam puluh kilometer perjam. “Kamu akan menghilang besok pagi?” Kudengar ia tertawa lirih. Pengalaman-pengalaman seksual ala sabun itu. Tapi…”
“Tidak, kamu masih perjaka,” ia berbisik lagi. Tapi aku akan kembali.”
“Aku akan kembali,” bisiknya mengulang. Geliat dan keringat yang bercampur. Emosi dan nafsuku campur aduk. Tuduhan semacam itu tidak kusukai. Pahanya dan betis yang putih terlihat saat ia mengangkat sebelah kakinya ke atas kaki yang lain. Ia menarik bibirnya, tersenyum dan berkata, “Aku tidak melakukan sesuatu yang salah, bukan?”
Aku tak tahu harus berkata apa. Kupejamkan mataku. Tapi kerutan di alisnya menghilang, saat lengannya terulur ke arahku. Ia hanya balas menatapku dengan alis terangkat seolah mengulangi pertanyaan yang baru diajukannya. Setelah itu keheningan kembali di antara kami.
