Nanda kelihatan seperti biasa saja, sebelum mulai makan ia menepuk-nepuk pinggiran meja makan, sambil menggoyang-goyang kepalanya, seolah sedang memainkan alat musik seperti bongo, combo dan sebangsanya. Ia rutin ngecek stock barang di supermarket alias mall alias hotel-hotel. Bokep jepang hot Cuma belakangan ini kamu keliatan murung terus. Biasanya, kalau sedang menemaniku pergi-pergian, Prima suka tidak sedikit bicara mengenai apa saja. Namun aku tak mau berkomentar apa-apa. Kuambil baby lotion, lalu kembali menghampiri Prima sambil berkata,“Buka celana pendek dan celana dalammu sayang…” Prima menatapku dengan sorot sangsi. Katakanlah usaha suami baruku itu segala dikerjakan sendiri. Kalau hadiah dari suatu prestasi, jangan dilihat dari harganya.”
“Iya Bunda,” Nanda mengangguk-angguk sambil tersenyum ceria. Dapet cewek cantik ya ?”
“Nggak Bunda,” sahut Nanda,
“grup basket saya lolos ke babak semi final.”
“Ohya ?! Sebab kalau kuambil resi itu, berarti tanganku bakal bergerak menjauhi payudaraku. Terutama Nanda jangan sampai tau.”
“Iya…iya Bunda…tapi…ada apa Bun ?” tanya Prima dengan tatapan bersorot ragu. Sepintas seperti tidak ada persoalan pagi itu. Kenapa sikap Prima jadi berubah begitu? Mana mungkin saya sakit hati sama orang sebaik Ibu ?!” “Semakin kenapa kalian kok gak seperti dulu lagi ? Tapi aku sudah bertekad untuk membuat Prima riang kembali seperti dahulu. Ada masanya wajib diberi pupuk, supaya tumbuhnya tetap subur. Serta itu berarti payudaraku bakal terbuka di depan mata anak tiriku.
