“Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh. Bokep indo Fifi kembali bergerak dan berdiri. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem. “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini. Aku hanya tersenyum kecut. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara
