Aku tak sadarkan diri. BokepJepang Nanti dulu, manis!” Wah, kacau! Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku. Ah, gila ini! Nah ini dia. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Tapi Adolf belum mempersilakan aku keluar ruangan.Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. “Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini”, kata Adolf sambil mencolek belahan payudaraku.“Nah, sudah selesai sekarang.” Aku merasa lega. Ah, gila ini! Akhirnya namaku dipanggil juga. Batinku. Berminat untuk menjadi foto model. “Kamu memang benar-benar cantik, Hanny”, kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan. Adolf menyuruhku melepas celana dalamku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok. Pagi hari. Lalu betisku yang mulus itu. Cempaka Putih **** (edited), Jakarta Pusat.” “Aku bisa diterima apa nggak ya?” Aku bertanya dalam hati. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.
