Lalu apa keuntungan Pak Hendrik? Gosokan kemaluan Mulyono yang semakin cepat membuat seluruh tubuh saya seperti terkena listrik. Bokep barat Tinggi dan berat serasi, bahkan berat badan di atas angka ideal, namun terkesan seksi. Pekerjaan resmi (pekerjaan tidak resmi saya adalah pelacur) ini cocok dengan pendidikan saya. Saya tidak pernah diskriminasi, apakah pembeli saya itu seorang pejabat atau konglomerat. Saya, mahasiswa tingkat terakhir Fakultas Hukum salah satu universitas swasta, jurusan hukum perdata. Dia adalah boss tempat saya secara resmi bekerja. Bersetubuh dengan Mulyono memang saya rasakan agak lain. Saya hanya mengenakan gaun malam tipis dengan celana dalam dan BH yang siap dilepas. Kebetulan Pak Hendrik mem-booking saya. Saya tidak tahu bagaimana dia mengurus tetek bengeknya di kantor catatan sipil dan bagaimana dia dapat menjinakkan isterinya. “Ya entahlah”, jawab saya. Saya seorang pelacur profesional. Saya bukan pelacur kelas Kramat Tunggak apalagi Monas di Jakarta atau Gang Dolly di Surabaya. Saya seorang pelacur profesional. Resminya anak itu adalah anak Pak Hendrik (nama samaran). Orangnya tinggi, atletis dengan potongan rambut cepak, dan penampilannya seperti militer. Itu terjadi pada tahun pertama saya menjadi pelacur.Waktu itu saya hamil 2 bulan.
