Aku duduk di hadapan Kak Edo.“Naikin kakinya. Bokep jepang hot Tuan nanti akan bertemu gadis lain, yg pasti cantik, dan pantas untuk tuan. Benihnya, keluar lagi semua. Kak Edo belum kenal saya sedalamnya. Mengenakan pakaian lengkap seperti biasa.Tubuhku terasa lelah sekali… hari belum larut saat aku membenamkan wajahku di kasur. Mereka juga… pasti punya harapan untuk tuan, untuk… Kak Edo. Walau, saya juga… cinta. Cairan dari vaginaku meleleh di sepanjang pahaku. Memuaskan Kak Edo, tuanku. Ia melangkah, mengitari ranjang. Masih aku rasakan. Ia terus bangkit berdiri. Atau bermaksud lain. Membersihkan bekas-bekas lendirku di meja makan, di kursi, di lantai. Terlalu gila, tdk pernah dibayangkan akan begini, tapi nyatanya luar biasa. Merasa pantatku lembab. Kak Edo dengan senang mengusap-usap vaginaku yg kini jadi licin.“Hehehe…. Kalau dikasih madu di sini, enak ya… tapi… saya kok lemes sekarang…”
“Kak Edo… saya masakin apa buat makan?”
“Mie?”
“Bentar ya…” Selesai mandi, dan mengeringkan badan, aku bergegas ke dapur.Telanjang berbalut handuk saja, toh hanya ada kami berdua. Menurunkan tubuh, sekali lagi batang itu menghujam vaginaku yg licin basah setelah orgasme tadi.
