“The hell,” desisku. Pahanya dan betis yang putih terlihat saat ia mengangkat sebelah kakinya ke atas kaki yang lain. Xnxx bokep Tak perduli, kutekan lagi pinggulku. Wajahku memanas lagi. Pahanya dan betis yang putih terlihat saat ia mengangkat sebelah kakinya ke atas kaki yang lain. “pejamkan matamu.”
Saat kupejamkan mataku, kenikmatan tiada tara merasukiku, kala ia menggerakkan jemarinya yang menggenggam batang kemaluanku. Ia masih menatapku tanpa berkata apapun. Kelelahan sudah merasuk ke dalam tulang sumsumku. “Kamu mau mengantarku pulang sekarang?” Dua puluh menit kemudian kami sudah dalam perjalanan. Sebentar. Persetubuhan pertamaku. Kugeser tubuhku mendekat. Kupikir akulah si keledai dungu itu, yang mengaku sudah pernah bercinta, ternyata seperti anak kecil di atas tempat tidur. Dengan gerakan yang mengesalkan, ia lalu mendorong tubuhku menjauh menggunakan kedua tangannya. Aku menepikan mobil dan menginjak rem. “Perjaka,” bisiknya dengan tersenyum. Dengan jemariku, kuraba bulu-bulu kemaluannya yang tersusun rapi. “Ahkkk,” ia mendesah. “Dingin kalau bisa.”
Saat aku kembali dengan dua gelas air dingin, kulihat ia sudah membuat dirinya nyaman di ujung sofa L. “Ruang tamu yang nyaman,” ucapnya beberapa saat setelah kuletakkan gelasku ke atas meja. Ruang tamu yang semula gelap menjadi terang dan terasa hangat. Aku tak tahan lagi.
