Dalam perjalanan kami berdua kebelet pipis. Bokep barat Lututku terasa lemas sehingga aku mencari tempat untuk duduk di pinggir bak mandi. Pada waktu itu, dolar AS masih Rp 2.400. Pelan-pelan kuarahkan penisku memasuki vaginanya sambil dia merendahkan badannya, sampai semua penisku masuk. Jadi dia cuma main sekali saja. Semua istilah sudah kusebutkan mulai dari WC, toilet, kakus, sampai pakai bahasa daerah segela karena jengkel, tidak ada orang yang mengerti. Menurut Bode kedua cewek ini bisa digarap.Aku setengah yakin, setengahnya ragu . Anehnya kedua cewek itu ngerti dan dia bangkit bersama Bode untuk naik ke kamar. Dia diam saja. Apa yang diomongi, aneh juga. Aku agak yakin, karena Bode pernah menerapkan “ilmu” tebar pesona di Teheran, dan berhasil. Eh bener juga karena nggak lama kemudian keduanya menoleh kebelakang dan tersenyum ke kami.Nah setengahnya kurang yakin karena kami tidak bisa bahasa Mandarin, lantas bagaimana caranya “menghasut” cewek agar bisa kami “bawa”. Pada waktu itu, dolar AS masih Rp 2.400. Setelah jalan cukup jauh akhirnya kami sampai ke taxi shelter, dan ternyata di situ banyak sekali taksi.Entah bahasa apa yang dipakai Bode, sehingga kedua cewek itu mau ikut naik taksi ke hotel.
