Kasian juga aku melihat raut mukanya. BokepJepang Di kamar mandi, kulihat Santi sedang menyabuni badannya. Perlu pembaca ketahui, aku orangnya alim, pendiam, dan kutu buku. Aku harus hati-hati, pikirku kalau mati kesetrum karena ngintip cewek mandi kan nggak lucu. Bentuknya sangat bagus, sedikit kecil namun sesuai dengan imajinasiku sebelumnya, bentuknya bagus dan kelihatannya amat kenyal dan kencang. Ampun deh.. Besok aku traktir makan dech..”
Dengan semangat 45 langsung kubilang, “Oke deal…” Aku tertawa dalam hati, tanpa ditraktir pun aku bersedia.Kemudian aku memintanya telungkup dan aku mulai memijatnya. Dadaku berdebar kencang, sedikit takut tapi kepingin. Setelah itu tanganku mulai naik ke atas, dan memijat bagian samping lagi. Semangatku langsung bangkit dan pelan-pelan, aku menaruh kursi di kamar mandiku untuk memanjat ke atap. Payudaranya tidak terlalu besar (mungkin ukurannya cuma 32) tapi mancungnya minta ampun. Sebelum naik ke pundaknya, kupindah tangannya dari posisi di samping badan ke atas (posisinya seperti Superman ketika terbang). “Gimana, enak nggak San?” tanyaku dengan suara yang sedikit gemetar.
