Tapi ia menepis tanganku.“Hanya lidah, Bay..Ok?” Aku mengangguk. Bokep jepang Lalu aku menengadah. Aku memang merasa sangat lapar serta haus untuk mereguk kelembutan serta kehangatan kemaluannya. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, mengalir membasahi kerongkonganku. Mbak Lia masih tersenyum. Pada waktu itulah aku menbisa kesempatan melihat ke pangkal pahanya.Kali ini tatapanku mengarah pada secarik kain tipis berwarna merah muda. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.“Bayu.”“Hmmm….?…”“Tatap mataku,, Bay..”Aku menatap bola matanya.“Jilat cairan yg tersisa sampai bersih..”“Hmmm..” jawabku sambil mulai menjilati kemaluannya.“Jangan menunduk, Bay. Sebab ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalem lagi. Ingin kusergap aroma itu serta menjilat kemaluannya. Lalu Bu Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya serta mendaratkan mulut serta hidungku di pangkal paha itu.Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir vaginanya terlihat semakin jelas. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang mesra dan basah.Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Nafasnya mengebu. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Bu Lia mengangkat daguku. Paha kanannya sudah tak melilit leherku.
