Bless, srettt, bless, srettt, kemaluanku terus mengocok di dalam liang vagina ibu yang sempit. BokepJepang apa-apaan ini?” bisiknya, takut kalau orang lain mendengar suaranya.Mata ibu makin membelalak ketika melihat batang kemaluanku sudah amblas ke liang vaginanya. Sementara itu, aku sudah nggak tahan, sambil menunggu ibu, telapak tanganku mengelus-elus kepala batang penisku, aduuh, enaknya, apalagi ujung penis itu sudah mengeluarkan cairan bening dan licin.Tiba-tiba, pintu kamarku terbuka, dan masuklah ibuku, yang malam itu masih mengenakan celana pendek warna hitam dan kaus putih. Kini tangannya bertumpu pada dadaku, dan dia mulai memutar-mutar pantatnya seolah gerakan seorang penyanyi dangdut. kamu khan masih SMP, masih 14 tahun, masak sudah pingin begituan,” kata ibu. “Ibu tidak marah?” kataku seolah tidak percaya.“Apa boleh buat, daripada kamu ke pelacur,” katanya.. “Ya ampun, Ton, kamu mau lagi?” tanyanya. “Ayo lepas pakaianmu,” tambahnya. Batang penisku makin berdenyut-denyut.Dengan langkah pelan ibu mendekati aku, ia tersenyum melihat aku gemetaran.Aku makin menggigil ketika tangan kanan ibu menyelusup masuk ke celana pendekku. “Ini bu, saya mau berbicara agak pribadi dengan anak saya, boleh kan saya masuk ke kamarnya?” tanya ibu. Kini wajah dan badannya membelakangi aku, sehingga pantat dan punggungnya yang menghadap ke mukaku.
