“Isep satu persatu jariku!” demikian pintanya. Sering dia aku ajak jalan, entah nonton atau sekedar ke cafe. BokepJepang Dengan cepat kupompakan batang kemaluanku yang disambut kembali dengan goyangan pinggulnya yang seksi. Sylvi sekonyong-konyong menghentikan permainannya dan berdiri meninggalkanku yang masih dalam posisi berlutut. nggak mau?”
“Iy.. Jari-jarinya mungil dan putih, kontras sekali dengan cutex-nya yang merah menyala. Keringatnya yang deras di situ makin melicinkan jalannya bibirku berpindah-pindah di kedua bukitnya.“Ayo gigit.. Tak banyak yang bisa kulakukan kecuali menghirup aromanya yang penuh sensualitas itu.Entah apa lagi yang akan dilakukannya. “Aku mau kau keluarkan di mulutku.. agghh,” teriaknya lepas menandakan telah tercapainya puncak kenikmatan di dirinya. “Aaagghh..” erangku kemudian berbarengan dengan menyemburnya cairan dari ujung batang kemaluanku yang langsung memenuhi mulut dan wajah Sylvi. Kali ini dia menyilangkan kakinya yang ramping itu agak tinggi sehingga rok mini merahnya makin naik ke atas. Kedua pahanya menghimpit keras kepalaku beberapa saat lamanya. “Ayo jilat!” perintahnya sambil tiba-tiba menyodorkan buah dadanya ke depan. Sesekali diputar-putarnya sepatunya mengelilingi batang kemaluaku yang makin mengeras sambil terkadang mempertontonkan keindahan pahanya dengan membuka sedikit kaki satunya. “Dengan senang hati boss,” jawabku sambil mulai menjilati kembali tubuh bugilnya yang mulus dan menelentang pasrah itu tanpa ada yang terlewatkan.Hari Seninnya, pagi-pagi di kantor, kami bertemu.
