Tia memberikan HP-nya kepada kakak iparnya untuk memperlihatkan foto-foto yang diambilnya dari HP suaminya, Bram. Bokep jepang Suka gak jadi lonte? Ah, sayang susumu gak segede itu. “Tuh, yang di bawah udah pengen lagi.”“Kamu juga jadi lain, Mas…” Tia bilang, “Aku baru tahu… apa ini yang Mas dapat dari cewek-cewek lain itu?”Bram agak kesal karena Tia masih juga mengungkit-ungkit kebiasaannya, dan tidak menjawab. “Masih mau bohong?” katanya sengit. Dia berusaha bangun, sementara Bram berdiri mengangkang di atas badannya. Hayo ngaku. Apa nggak konak semua mereka.”Kata-kata Bram memancing khayalan Tia. Pipinya bersemu merah, tapi karena polesan.“Kok bengong aja, Mas? Bagaimana kira-kira reaksi dia sendiri.“Sudah waktunya.” pikirnya***Bram melongo di pintu, memelototi Tia yang berdiri di depannya. Muka pelacur yang habis dientot. Hingga malam itu kehidupan seks Tia dan Bram relatif monoton; mereka biasanya cuma berhubungan seks biasa, sekadar bermesraan, petting, setubuh dengan posisi normal, tak banyak variasi. “Tapi kamu sendiri yang ‘masang’. Dipepetnya Bram ke tembok, sambil masih memegang pangkal dasi Bram—seperti siap mau mencekik. Artinya, dia sendiri harus melakukan semuanya supaya Bram tidak lagi punya alasan. Tia menurut, berharap Bram melanjutkan ronde 3. Walau ada yang cemong sedikit gara-gara mukanya tadi digagahi, bibir Tia masih merah, maskaranya belum luntur, bedaknya masih ketebalan.
